Rumah Halal Nusantara – Sejumlah asosiasi profesional memberi pernyataan sikap dan mengkritik agenda, rancangan, dan gambar ibu kota negara (IKN) baru di Kalimantan Timur. Salah satu yang menjadi sorotan utama yakni rancangan bangunan istana negara yang berbentuk burung Garuda. Ketua Ikatan Arsaitek Indonesia (IAI) I Ketut Rana Wiarcha mengatakan, bangunan istana negara yang berbentuk burung garuda atau burung yang menyerupai garuda adalah simbol yang di dalam bidang arsitektur tidaklah mencirikan kemajuan peradaban bangsa Indonesia di era komputerisasi. Sangat tidak mencerminkan kemajuan peradaban bangsa, terlebih di era komputerisasi, era bangunan emisi rendah dan pasca-Covid-19 (new normal)” kata Rana.
Merespon hal itu, Nyoman Nuarta yang karyanya menuai tanggapan pro dan kontra, membeberkan alasan dirinya merancang istana negara berbentuk burung Garuda. Menurutnya, patung Garuda diambil sebagai wujud rancangan istana negara tidak hanya sebagai landmark sebuah wilayah, namun juga lebih pada perwujudan pencapaian sinergi antara seni, sains, dan teknologi. “Sebagai negara dengan keragaman kebudayaan yang kaya, Indonesia seharusnya lahir menjadi satu-satunya negara di dunia yang sukses memadukan secara pekat antara seni, sains, dan teknologi” terang Nyoman. Nyoman mencontohkan, patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Bali yang menjadi magnet baru bagi pergerakan kebudayaan dunia dengan sepandai-pandainya menerapkan industri pariwisata, dan bertransformasi menjadi industri jasa penghasil devisa terbesar di dunia.
“Dalam tubuh patung Garuda, presiden akan berkantor, ditambah dengan elemen-elemen penunjang seperti sekretariat negara, sekretaris kabinet, dan kantor staf presiden,” terang Nyoman. Nyoman menegaskan, bentuk burung Garuda, bukan sekedar metafor patung yang besar, melainkan menjadi karya arsitektural yang memadukan seni dan struktur bangunan Gedung.
“Inilah perpaduan antara elemen-elemen keindahan dan desain,” ujar pekerja seni kelahiran Tabanan, Bali ini. Sementara itu, pada komponen-komponen lain dari istana negara akan diisi dengan museum dan galeri. Museum dan galeri merupakan dua hal yang betul-betul penting dalam mewujudkan citra keteduhan sebagai sebuah istana negara. ” dirancang pula pameran-pameran untuk {menonjolkan|menampakkan|menunjukkan|menampilkan karya-karya dari usaha mikro kecil menengah (UMKM). Ini kan jadi pujian negara kita,” sambung Nyoman.
Berdasarkan Nyoman, sosok burung Garuda yang menjadi inti dari arsitektur istana negara akan meniru pola-pola sebagaimana sudah diatur oleh para pendiri bangsa (founding fathers) pada masa lalu. Sayap Garuda akan merentang sejauh 200 meter dengan tinggi menempuh 76 meter. Lalu bulu-bulu pada masing-masing sayap Garuda akan berjumlah 17 helai, 8 helai pada komponen ekor, 19 helai pada pangkal ekor, serta 45 helai bulu pada komponen leher.
Sebab itu, Garuda pada istana negara akan menjadikan tanggal 17-8 1945, saat rakyat Indonesia lewat Soekarno-Hatta memproklamirkan kemerdekaan negara Indonesia, tutur beliau. Berikutnya, angka 76 meter, tidak lain sebagai pengingat bahwa ground breaking yang menandai diawalinya pembangunan istana negara dijalankan dikala Indonesia menapaki umur 76 tahun. Perwujudan itu dilaksanakan untuk terus-menerus membangun kesadaran bahwa istana negara berbentuk burung Garuda ialah pencapaian cita-cita bangsa menjadi bangsa yang merdeka dan mandiri. Dan kemerdekaan itu ditempuh dengan pengorbanan dan perjuangan harta benda dan nyawa. Karenanya, saat sekarang kita melihat Istana Negara, akan tumbuh pujian sebagai bangsa yang besar, teguh, dan kuat menghadapi segenap tantangan di depan,” pungkas Nyoman.
Untuk info lengkap perumahan syariah silahkan bisa hub hotline kami
– 0812-3000-1704
Atau untuk WA klik
istana negara Indonesia, istana presiden Indonesia, istana kepresidenan Indonesia, gambar istana negara Indonesia, istana presiden ri, istana presiden di Indonesia, istana kepresidenan di Indonesia, istana negara di Indonesia, istana negara ri, foto istana negara indonesia
Leave a Reply